Selemat Memperingati Maulid Nabi MUHAMMAD SAW

Rabu, 23 Desember 2015

Tradisi Memperingati Maulid Nabi MUHAMMAD SAW Di Aceh

Mulai hari ini 12 Rrabiul Awal 1437 Hijriah dan bertepatan dengan tanggal 24 Desember 2015 Masehi. kaum muslimin di seluruh dunia mulai Meperingati Maulid Nabi MUHAMMAD SAW, Termasuk umat islam di Aceh, peringatan ini akan berlangsung sangat meriah dan penuh syiar karena seluruh komponen masyarakat ikut terlibat dan berkontribusi, seperti pesta rakyat tapi lebih santun dan sangat bernuansa keagamaan.

Yuks kita intip beberapa keunikan dan meriahnya syiar Maulid di Aceh.

1. Ceramah tentang Pang Uleee oleh Teungku

Masyarakat Aceh yang dikenal sangat religius memperingati Maulid sebagai bentuk cinta dan mengingat kembali kisah perjuangan Pang Ulee (Penghulu Alam), Rasulullah SAW semasa hidup. Puncak dari rangkaian acara maulid adalah ceramah (pada malam hari) di lapangan seputar mesjid dan dihadiri oleh seluruh warga.

 Ceramah diisi oleh seorang Teungku (ustadz/guru/dai) yang diundang secara khusus dari daerah lain, biasanya tokoh ulama yang sudah terkenal piawai meramu kata- kata nasehat. Hal-hal yang disampaikan seputar perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dari lahir, masa kanak-kanak, masa berdagang, masa kenabian, perjuangan sampai akhir hidup beliau.

2. Kenduri maulud

Kenduri Mauid adalah makanbersama yang diadakan di meunasah (mesjid kecil di desa), di balai pengajian kampung, bahkan juga di kantor-kantor dinas, sehingga ketika musim maulid (tiga bulan) tiba, suasana perkantoran juga ikut religius.

Biasanya panitia yang dibentuk oleh pengurus mesjid akan memasak kuwah belangong, gulai berbahan utama sapi atau kambing yang sangat lezat. Seluruh masyarakat boleh mengambil kuah untuk dinikmati di rumah.

Sore hari sebelum ceramah maulid, kuwah belangong jadi hidangan utama sebagai teman nasi yang akan disantap oleh 0 ratusan warga termasuk undangan yang menghadiri kenduri. Undangan disampaikan kepada seluruh masyarakat termasuk dari desa tetangga yang masih satu kemukiman. Mereka akan datang dengan makanan sendiri untuk kemudian ditukar dengan makanan ahlul bait lalu disantap bersama-sama.

Peringatan maulid juga diadakan warga secara pribadi, Salah satunya dengan mengadakan kenduri atau hajatan di rumah masing-masing dengan menyajikan menu spesial seperti daging sapi, ayam, telur dan sejenisnya.

Undangan yang wajib pada acara tersebut adalah anak yatim, sebagai bentuk rasa sosial dan mengamalkan sunnah Rasulullah SAW untuk menyantuni anak yatim. Tetangga dan handai tolan juga ikut diundang dalam rangka silaturrahim dan keakraban, juga untuk menunaikan sunnah nabi tentang menyambung silaturrahim sesama muslim dan sunnah berbagi bila memasak makanan yang enak dan tercium baunya.

Para warga juga beramai-ramai menyumbangkan makanan kenduri ke mesjid setempat untuk dinikmati oleh undangan yang biasanya berasal dari kampung sebelah. Jadi setiap kampung mengundang warga kampung sebelah, sehingga keakraban di Aceh benar-benar kuat karena silaturrahim yang sering diaplikasikan, salah satunya dengan maulid ini.

3. Zikir shalawat


Keunikan lain adalah hebohnya zikir shalawat yang
dilantunkan beramai-ramai oleh para santri undangan dari
luar kampung. Disebut heboh dikarenakan sebagian besar
memakai sound system seperti konser yang kekuatannya
ribuan watt. Bahkan beberapa rumah penduduk juga ikut memasang speaker megawatt untuk memeriahkan maulid yang sangat sakral.


4.  Bu Kulah

Bu Kulah, nama hidangan spesial pada acara maulid yang tak bisa dipisahkan dari tradisi ini. Bu Kulah adalah nasi panas yang dibungkus dengan daun pisang yang sudah dilayu atau diasapi dan ditaburi garam sehingga aroma daun ikut merambat ke nasi yang masih panas. Disinilah seninya, yang membuat nasi ini sangat dirindukan saat maulid.

Nasi ini disajikan dengan gulai kari sapi, kari kambing, kari ayam dan tambahan lainnya seperti telur asin dan kerupuk mulieng atau kerupuk melinjo yang ikut menyempurnakan kuliner pada tradisi tersebut. Hidangan yang sangat lezat. Bisa dipastikan agenda diet akan berantakan bila berhadapan dengan dengan sajian bombastis ini.

Tak lupa pula bungkusan nasi tersebut terkadang juga ditambahi udang sambal, keumamah atau ikan kayu yaitu ikan yang dijemur lama dan diminyaki dengan rempah- rempah sehingga nikmatnya terbayang sampai ke alam mimpi.

Tradisi maulid ini menjadi identitas rakyat Aceh yang tak lekang oleh waktu, sehingga masyarakat Aceh yang sudah merantau keluar daerah akan menyempatkan pulang hanyauntuk menikmati Bu Kulah yang sangat memorable, eksotis dan selalu disantap saat masih anak-anak di kampung halaman.

Ceramah maulid pada malam harinya juga sangat spesial karena para penceramah sangat lihai memasukkan nilai-nilai islam yang kuat dalam keseharian masyarakat melalui dakwah yang diselipi humor lucu dan mengundang tawa. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan kontrol sosial di daerah Aceh merupakan salah satu yang terkuat di seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar